DINAMIKA UNSUR CUACA DAN IKLIM
Setelah mengetahui
unsur-unsur cuaca dan iklim, cuaca dan iklim di permukaan bumi berkaitan dengan
dinamika yang senantiasa memengaruhi kondisi cuaca dan iklim tersebut.
Dinamika unsur cuaca
dan iklim dipengaruhi oleh:
1. Pergrakan Bumi
Bumi ini tidak diam, melainkan megalami
pergerakan sesuai dengan poros dan orbitnya. Bumi kita mengalami tiga
pergerakan yang berlangsung secara kontinyu yaitu:
a. Rotasi bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada
porosnya. Waktu yang dibutuhkan bumi untuk berotasi sebanyak satu kali adalah
23 jam 56 menit 4 detik, yang kemudian dibulatkan menjadi 24 jam. Adapun akibat
dari rotasi bumi yaitu, adanya pergantian siang dan malam, adanya perbedaan
waktu berbagai tempat di permukaan bumi, gerak semu harian bintang dan
perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi.
b. Revolusi bumi
Revolusi bumi adalah gerakan bumi
mengelilingi matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali berevolusi yaitu
365,25 hari (1 tahun). 23,5° miring terhadap sumbu vertical bidang ekliptika
dan 66,5° terhadap bidang ekliptika.
Gambar VII
Revolusi bumi
Adapun akibat dari
revolusi bumi yaitu, perbedaan lama siang dan malam, gerak semu tahunan
matahari, perubahan musim, perubahan kenampakan rasi bintang dan kalender
masehi.
Gambar VIII
Akibat Revolusi bumi
Tabel I
Pembagian Musim
Kisaran Wilayah
|
BBU
|
BBS
|
23 Maret -22 Juni
|
Musim Semi
|
Musim Gugur
|
22 Juni -23 September
|
Musim Panas
|
Musim Dingin
|
23 September - 22 Desember
|
Musim Gugur
|
Musim Semi
|
22 Desember - 23 Maret
|
Musim Dingin
|
Musim Panas
|
c. Presisi
Presisi adalah pembalikan musim. Waktu
yang dibutuhkan untuk sekali berpresisi yaitu 13.000 tahun sekali. Adapun
akibat dari presisi yaitu kembali pada musim semula.
Baca Juga Teori Radiasi Matahari Diatas Permukaan Laut
Baca Juga Teori Radiasi Matahari Diatas Permukaan Laut
2. Pergerakan Unsur dan Kontrol Cuaca Iklim
Pergerakan unsur dan
control cuaca iklim memang sangat berpengaruh terhadapa dinamika cuaca dan
iklim.
Adapun unsur cuaca dan iklim sendiri
telah dibahas pada penjelasan Bab II, yakni unsur cuaca dan iklim meliputi,
suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan, curah hujan dan penyinaran
matahari.
Sedangkan control
iklim cuaca diantaranya:
a. Altitude/ketinggian tempat
Ketinggian tempat atau elevasi
ditentukan berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut, dimana
permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat dibagi
menjadi 4 kelas ketinggian dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya
dapat dilihat pada tabel hubungan kelas ketinggian dengan luas penyebaran.
Tabel II
Hubungan kelas ketinggian dengan luas
penyebaran
No
|
Kelas
Ketinggian (dpl m)
|
Luas(Ha)
|
( % )
|
1.
|
0-7
|
3.228
|
6.37
|
2.
|
7 – 25
|
13.823
|
27.21
|
3.
|
25 – 100
|
22.715
|
44.82
|
4.
|
100 – 200
|
9.239
|
18.23
|
5.
|
200 – 300
|
1.680
|
3.37
|
b. Latitude/letak lintang (astronomis)
Yang dimaksud letak astronomis ialah
letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur,
yang akan membentuk suatu titik koordinat.
Garis lintang ialah garis-garis paralel
pada pola bumi yang sejajar dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi, lintang utara
(LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator,
sedangkan lintang selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang terletak
di sebelah selatan ekuator. Jarak antarlintang diukur dengan satuan derajat.
Lintang terendah adalah 0o (ekuator) dan lintang tertinggi adalah 90o (kutub
utara dan kutub selatan).
Yang dimaksud garis bujur (meridian)
ialah semua garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, tegak lurus
pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. Banyak
sekali meridian dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat, dibuat tiap 150.
c. Perairan/daratan
Wilayah daratan adalah wilayah atau daerah yang
berupa daratan. Untuk menentukan batas daratan dengan negara lain pada umumnya
ditentukan dengan suatu perjanjian. Batas-batas itu dapat berupa seperti
berikut:
a. Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang secara
alamiah, misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, dan hutan.
b. Batas buatan, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, dan pos
penjagaan.
c. Batas secara geografis, yaitu batas
wilayah suatu negara dengan negara lain yang dapat ditentukan berdasarkan letak
geografis yang melalui garis lintang dan garis bujur.
Perairan adalah suatu kumpulan
massa air pada suatu wilayah tertentu, baik
yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungaimaupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun asin (laut).
d. Hutan/vegetasi
Vegetasi adalah berbagai macam jenis
tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, vegetasi di definisikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang
berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan atau tanam-tanaman. Istilah vegetasi dalam
ekologi adalah istilah yang digunakan untuk
ekosistem.
Vegetasi dapat juga di definisikan
sebagai tumbuhan penutup permukaan bumi. Vegetasi seperti ini dapat
berbeda berdasarkan lokasi dan waktu serta bergantung pada komposisi
penyusunnya. Vegetasi yang ada di suatu tempat akan berubah seiring dengan
perubahan iklim. Berdasarkan lokasi dan keluasannya vegetasi dapat di bedakan
kedalam banyak formasi. Masing-masing formasi vegetasi di beri nama sesuai
dengan spesies tumbuhan yang paling dominan Contohnya formasi vegetasi taiga,
savana, tundra, dan lain-lain.
e. Keawanan
Awan-awan dalam atmosfer terbentuk
karena adanya proses penguapan air dari permukaan bumi dan terakumulasi di
atmosfer. Penguapan tersebut bisa dari air laut atau air darat.
Pada tahun 1803, Luke Howard membagi
tiga jenis awan dasar, yaitu awan berserat, awan berlapis dan awan bertumpuk.
Pada tahun 1894 Komisi Cuaca International membagi bentuk awan menjadi lebih
spesifik lagi, yaitu menjadi 10 kelompok dalam 4 keluarga, dengan bentuk dasar
sama seperti pendapat Luke Howard di atas.
Keempat keluarga dari 10 kelompok bentuk
awan tersebut adalah sebagai berikut:
ü Sirrus, Sirro-kumulus, dan Sirrostratus (awan tinggi)
Termasuk awan berserat pada ketinggian
6-12 km. awan ini menandakan cuaca cerah dengan karakteristik tidak terlalu
berbahaya.
ü Altocumulus dan altostratus (awan menengah)
Termasuk awan berlapis yang berada pada
ketinggian 2-6 km. awan ini menandakan hujan ringan atau salju dan tidak cukup
membahayakan.
ü Stratocumulus, stratus, dan nimbus stratus (awan rendah)
Termasuk awan berlapis tebal yang berada
pada ketinggian 0,8-2 km. awan ini dapat menimbulkan hujan ringan, gerimis, dan
salju terus menerus.awan ini cukup berbahaya.
ü Cumulus dan kumulunimbus
Termasuk awan bergumpal-gumpal yang
berada pada ketinggian 0,5 km. awan ini dapat menimbulkan hujan lebat, kelam
atau hujan batu es dengan badai disertai angin ribut. Ini dapat mengganggu
gelombang AM pada radio dan awan sangat berbahaya.
No comments:
Post a Comment
Tuliskan masukan anda