Metode-Metode Perhitungan Tahanan Kapal
Metode Guldhamer and Harvald
Optimasi besarnya tahanan yang terjadi pada kapal
dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari pengujian model pada tangki
percobaan yang hasilnya akan direpresentasikan dalam bentuk kurva karakteristik
model. Kurva tersebut dapat digunakan untuk menentukan karakteristik dari kapal
yang akan direncanakan dengan sarat kurva tersebut harus ditambahkan dengan Correlation
allowence. Dalam publikasi Ship Resistance ( Guldhamer dan Harvald,
1965, 1974 ) disajikan
koordinasi dari hasil yang
dikumpulkan dari berbagai pengujian dari tangki percobaan. Penganalisaan metode
gudhamer ini
dilakukan dengan cara:
1. Semua data diajcukan pada daerah ( lingkup ) model dan
tahanan model ( Rtm) sebagai ditentukan fungsi kecepatan
2. Koexsien tahanan sisa spesixk model ( Ctm ) yaitu Ctm
= Rtm / ½ P Vm 2 Sm, Dimana
P = Massa jenis,Vm = kecepatan model, Sm = permukaan basah.
3. Koexsien tahanan sisa spesixk ditentukan dari Cr = Ctm
- Cfm, CFm adalah koexsien
tahanan gesek spesixk dipakai untuk menentukan koexsien tahanan gesek, Cf = 0,075 / ( log Ro – 2 ) 2, dan Ro adalah bilangan Reynolds.
tahanan gesek spesixk dipakai untuk menentukan koexsien tahanan gesek, Cf = 0,075 / ( log Ro – 2 ) 2, dan Ro adalah bilangan Reynolds.
4. CR dinyatakan sebagai fungsi angka froude. Fo = V / g
. 1 V adalah kecepatan kapal, g = Gravitasi bumi, dan L = panjang kapal. Hasilnya
dikelompokan menurut
ratio panjang displasement L / 1/3 dan koexsien prismatic ( cp ). = ( / LBT) B adalah lebar kapal , T ; sarat kapal dan koexsien midship.Diagram utama digambarkan untuk menyatakan kurva rata-rata CR untuk rasio Lebar sarat B/T
: 2,5.
Langkah-langkahnya:
·
Koeffisien block garis air (water
line blok coefisient)
Koefisien block merupakan
perbandingan antara volume displasment dengan volume balok yang memiliki ukuran
panjang ( l ),lebar ( b ),dan juga sarat ( t ) sama dengan kapal.cb ini
menunjukan kapal itu raping atau gemuk.
lwl = ( 1+3%
)lpp
cb(
)wl = cb
·
Volume displasment (
)
Volume displasment
menunjukan besarnya fluida yang di pindahkan oleh badan kapal yang tercelup
air. Perhitungan volume displacement dapat di rumuskan sebagai:
·
Berat displasment ( ∆ )
merupakn besarnya fluida yang di pindahkan oleh badan
kapal yang tercelup air dalam satuan berat ( ton ).berat displasment dapat di
cari dengan persamaan :
∆ =
.
di mana :
untuk air laut
sebesar 1.025 ton/m3
·
Koefisien prismatik ( cp(
))
koefisien ini merupakan
perbandingan antara volume badan kapal
yang tercelup air dengan volume sebuah
prisma dengan luas penampang midship dan panjang kapal,koefisien prismatic di
rumuskan sebagai berikut:
l displ = 0.5( lwl + lpp )
cb displ =
/( ldispl x b x t )
cm displ =
(0.08
cb displ) + 0.93
cp (
) = cb displ/cm displ
·
Rasio panjang – volume displasment (
)
Merupakan panjang garis air muat tiap volume displacement
dari kapal yang direncanakan yang kemudian digunakan dalam pemilihan grafik
untuk menentukan besarnya koefisien tahanan sisa (103 Cr),
·
Besarnya froud number ( fn )
Fn =
Dinama :
Vs = Kecepatan kapal dalam knot (1 knot = 5,144 m/s)
g = Percepatan gravitasi ( 9,81 m/s2)
Lwl = Panjang garis air kapal.
·
koefisien gesek
dalam setiap benda yang bergerak dalam fluida pasti akan
mengalami gesekan sekecil apapun itu.untuk itu di lakukan penghitungan terhadap
gesekan dengan perhitungan:
Rn =
vk adalah viskositas
kinematis dari fluida dalam hal ini air laut sebesar 1.188 x 10-6
CF =
Besarnya koefisien tahanan
sisa ( cr )
Besarnya harga CR diperoleh berdasarkan pembacaan beberapa kurva (gambar 5.5.7 ~ 5.5.8, Sv. Aa. Harvald “Tahanan dan Propulsi Kapal” besar harga cr di peroleh dengan pembacaan grafik.pada kapal .
Besarnya harga CR diperoleh berdasarkan pembacaan beberapa kurva (gambar 5.5.7 ~ 5.5.8, Sv. Aa. Harvald “Tahanan dan Propulsi Kapal” besar harga cr di peroleh dengan pembacaan grafik.pada kapal .
·
Koreksi 103 CR terhadap B/T
Koreksi ini di lakukan karena perbedaan yang terjadi dari
standarnya saat percobaan,lebih besar atau juga lebih kecil.Untuk itu dalam hal
ini perlu di adakan koreksi dengan rumusan :
103 CR = 103 CR(B/T=2.5)
+ [0.16(B/T-2.5)]
·
Koreksi CR terhadap LCB
Dari NSP diagram ,perpotongan antara (j) dengan kurva B mendapatkan titik
yang selanjutnya dari titik itu di tarik garis lurus ke bawah dan didapatkanlah
LCB.Persentase dari kapal sebresar berapa % di depan atau belakang kapal. Setelah itu kita cari LCB
standart sebagai fungsi linier angka
Froud Fn.Besar dari LCB standart ini dapat di cari pada Gambar 5.5.15 di buku
TAHANAN DAN PROPULSI ( Sv .Aa. Harvald )terdapat pada halaman 130.Dengan
memotongkan antara Fn dengan
garis LCB Standart di dapat
:
Fn = 0.180535 ……………LCB = +1.5 %L
Jadi basar LCB
standart dari “¤“LCB standart ke arah atas sejauh 1.5 maka didapat
besar LCB standart untuk kapal dengan Fn = 0.180535
sebesar LCB standart =1.5 %.Dari data di atas maka di dapat
Untuk selanjutnya di
lakukan koreksi terhadap LCB karena LCB berada di depan kapal ,
maka : 103 CR
= 103 CR (standart)+
I
LCB I
·
Koreksi CR terhadap Bentuk badan Kapal
Jika kapal ini memiliki Fn = 0.180535 maka tidak perlu di
adakan penambahan koreksi terhadap garis perancangan.
·
Koreksi CR terhadap Anggota Badan Kapal
Koreksi ini di karenakan adanya bos baling – baling
·
Koefisien tahanan tambahan
Koefisien ini muncul karena pada kenyataanya kapal yang
sebenarnya tidak semulus model.
·
Koefisien tahanan udara
Merupakan tahanan yang berada pada bangunan kapal di atas
garis air untuk itu ada koreksi sebesar
103CAA = 0.07
(ref : tahanan dan propulsi kapal hal 132)
·
Koefisien tahanan kemudi
Koefisien ini sebenarnya dapat di abaikan karena
jumlahnya sangat kecil dan juga bila kondisi kapal dalam keadaan stabil.tetapi
akan lebih baik jika di tambahkan tahanan kemudi sebesar 103CAS = 0.04.
(ref : tahanan dan propulsi kapal hal 132)
Dari semua
koefisien di atas maka akan di dapat koefisien tahanan kapal sebesar:
CT = (CR + CF + CA
+ CAA + CAS)x 10-3
WSA = 1.025 LPP(PP.B +
1.7.T)
·
Tahanan Total
Dari nilai di atas
maka selanjutnya kita dapat menentukan
tahanan total kapal sebesar :
RT(trial) =
Perhitungan Dengan Metode Holtrop
·
Tahanan Gesek (Rf)
-
Harga
koefisien gesek (formula ITTC 1957)
Cf = 0,075 / (log Rn – 2)2
-
Panjang
bagian kapal yang mengalami hambatan langsung (Length of Run), LR ditentukan
dengan formula :
LR = Lwl.{1-Cp + [(0,06.Cp.%LCB)/(4.Cp -1)]}
-
Harga faktor
lambung (1+k1) ditentukan dengan formula :
1+k1 = 0,93 +{ [0,487118(B/Lwl)]1,06806.(T/Lwl)
0,46106. (Lwl/LR) 0,121563. (Lwl3/displacement)0,3486/(1
– Cp)0,604247)}
-
Harga
Hambatan gesek (Rf) ditentukan dengan formula :
Rf = ρ/2.Vs2.S.Cf.(1+k1)
·
Perhitungan bagian Tambahan (RAP)
Tahanan komponen
tambahan adalah tahanan gesek yang dialami oleh komponen tambahan kapal yang
berada diluar lambung kapal.
RAPP = 0,5 r Vs2 SAPP (1+k2)eq
Cf (KN)
Dimna :
r
= 104,51 kg.dt2/m4 Vs =
kecepatan kapal (m/sec)
SAPP = Luas bidang basah komponen tambahan
(1+k2) = Koefisien komponen tambahan
(1+k2)eq = S(1+k2)SAPP/SSAPP
·
Tahanan
Akibat Hambatan Gelombang (RW)
RW = c1c2c5
D r
g exp[m1Fnd + m2cos(lFn-2)]
(KN)
·
Tahanan tekanan tambahan
dari haluan gembung dekat permukaan air (RB)
RB = 0,11 [ exp(-3PB-2)]
Fni3ABT1,5 rg/(1
+ Fni) (KN)
·
Tahanan tekanan tambahan
akibat adanya transom yang terbenam (RTR)
RTR = 0,5 r Vs2 AT c6
(KN)
·
Tahanan akibat korelasi
model kapal (RA)
RA = 0,5 r
Vs2 S CA (N)
·
Tahanan total (Rtotal)
Rtotal = Rf(1+k1) + RAPP
+ RW + RB + RTR + RA (N)
·
Daya Efektif (PE)
PE = Rtotal x Vs (KW)
·
Daya kuda Efektif (EHP)
Berdasarkan metode perhitungan tahanan yang
dipublikasikan oleh Guldhammer dan harvald, data-data karakteristik dari
tahanan diperoleh berdasarkan beberapa cara yaitu :
1. Semua data diacukan pada
daerah (lingkup) model dan tahanan model (RTm)ditentukan sebagai
fungsi kecepatan.
2. Koefisien tahanan total
spesifik model (CTm) ditentukan:
r merupakan massa jenis dari fluida, Vm2
merupakan kecepatan model dan Sm merupakan Luas permukaan basah
model
3. Koefisien tahanan sisa
spesifik ditentukan dari
CR = CTm - CFm
CFm
adalah koefisien tahanan gesek spesifik. “Garis korelasi model – kapal ITTC
1957” dipakai untuk menentukan koefisien
tahanan gesek.
Diamana Rn
merupakan angka Raynolds (
), dengan
yang merupakan
harga dari viskositas kinematis dan L adalah panjang garis air.
4. CR dinyatakan
sebagai fungsi froude Number yaitu :
5. Hasilnya dikelompokkan
menurut rasio panjang displacement (
), koefisien
prismatik (
) model,
merupakan
volume displacement, B merupakan lebar, T merupakan Sarat dan
merupakan
Koefisien penampang melintang tengah kapal (MidShip Coefficient), yang
keseluruhananya dihubungkan berdasarkan persamaan sebagai berikut :
6. Diagram utama digambarkan
untuk menyatakan Kurva rata-rata CR untuk rasio Lebar – sarat (B/T)
= 2,5.
Perhitungan Tahanan Kapal Metode Foude
Pada tahun 1868, William
Froude mengirim memorandum perihal " Observation an suggestion on the
subyek of determining by experiment the resistance of ship " ( Pengamatan
dan saran mengenai penentuan tahanan kapal melalui percobaan ) kapal Chief
constructor angakatan laut inggris ( Froude, 1955 ). Dengan kata lain, Froude menganggap
bahwa tahanan suatu kapal atau model dapat dipisahkan dalam dua bagain yaitu
tahanan gesek dan tahan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan karena pengaruh gaya gavitasi dan gaya
inertia, sedangkan tahanan gesek disebabkan karena pengaruh gaya viskositas dan
gaya inersia. Jadi tahanan sisa dianggap tidak tergantung tahanan gesek, maka
percobaan model dapat dilakukan dengan cara berikut ini. Mengikut buku froude
untuk hukum berarti. Vm = Vs / Vm dan Vs masing – masing adalah kecepatan model
dan kecepatan kapal dan rasio skala.Dengan menggunakan asas yang sama dengan
diatas, maka tahanan total kapal adalah ; Rts = Rfs + Rrs = Rfs + p ( RRM).
Perhitungan tahanan kapal Metode Teyer
Pada tahun 1972 E.V Teyer
menerbitkan makalah mengenai tahanan kapal dan model yang kemudian menguraikan
salah satu model yang diperkenalkanya untk menggabungkan hokum mengenai
kesamaan tahanan total spesixk merupakan fungsi serentak dari angka reynold dan
angka froude, yaitu : R / ( AV2 ) = ( IV / GL + v / VL atau R / ( AV2 ) = a + b
(( v / VL ) 1/3 ) Untuk tahanan spesixk total, a tergantung kepada ratio
kecepatan panjang, dan harganya tetap jika rasio kecepatan panjang kapal
tersebut tetap, dan b tergantung pada banyaknya tahanan total yang dipengaruhi
oleh skala. Selanjutnya tahanan kapal dapat dihitung dengan rumus : RS = CTS (
½ Ps . Vs 2 . Ss) Dimana Vs kecepatan kapal, Ss permukaan basah kapal Ps Massa
jenis air laut.
Perhitungan tahanan kapal Metode ITTC 1957
Dalam suatu pertemuan yang
dikenal dengan " International Towing Tank Conference ( ITTC )" 1957.
memutuskan untuk mengambil garis yang diberikan dalam rumus: Rtm = 0,075 / ½ m
Vm 2 Sm Dimana Rtm adalah tahanan model, dan V adalah kecepatan model serta Sm
adalah permukaan basah model.
Perhitungan tahanan kapal Metode Hughes
Pada tahun 1954, G Hughes mengajukan rumus untuk dipakai
dalam korelasi antara model dengan kapal ( Hughes, 1954 ). Dalam makalahnya
diberikan hasil dari percobaan tahanan gesek dengan memakai sejumlah permukaan
bidang yang mulus dalam aliran turbulen. Rumus untuk koexsien tahanan kapal
diajukan sebagai berikut : Cf = 0,066 ( log 10 RN – 2,03 ) 2
Rumus ini cocok dengan hasil percobaan. Lebih lanjut dia menguraikan bahwa
tahanan kapal dapat dipandang sebagai berikut :
1. Tahanan gesek permukaan
bidang yang mempunyai luas permukaan basah dan panjang ratarata yang sama
dengan luas permukaan basah dengan panjang kapal, didalam aliran dua dimensi.
2. Tahanan bentuk merupakan
kelebihan dari tahanan tersebut diatas yang akan dinamai kapal jika badan kapal
tersebut terbenam dala-dalam sebagai sebagaian model rangkap.
3. Tahanan permukaan bebas,
merupakan kelebihan dari tahanan total permukaan model diatas permukaan kapal
yang terbenam dalam-dalam ketika menjadi bagaian dari model rangka. Dari uraian
diatas , maka persamaan tahanan dapat diuraikan sebagai berikut : Tahanan total + tahanan
gesek dasar + tahanan bentuk + tahanan permukaan bebas.
Perhitungan tahanan kapal Metode Prohaska
Metode ini dibuat berdasarkan asas Hughes dalam diskusi
masalah makalah Hughes ( 1966 )
. Dimana Prohaska
memberikan formula untuk menentukan factor bentuk dalam tiga dimensi pada
gesekan pelat dasar. K = ( Cv - Cfo ) / Cf
Perhitungan
tahanan kapal Metode ITTC 1978
Uuntuk perkiraan unjuk kerja kapal berbaling – baling tunggal. Tahun 1978 para organisasi anggota ITTC diberi tahu agar memakai, sebagai standart
sementara, suatu metode yang disebut " ( 1978 ITTC 1978 untik perkiraan unjuk kerja kapal berbaling –
baling tunggal ).
Perhitungan
tahanan kapal Metode Yamagata
Metode perhitungan tahanan kapal ini diperkenalkan oleh
Dr. Yamagata. Pada metode ini banyak menggunakan diagram sama halnya dengan metode ghuldamer. Metode Yamagata hanya diperhitungkan tahanan gesek dan tahanan sisa, sedangkan tahanan
tambahan lainya seperti tahanan
angin, bulbous LCB dan lain-lain.
-
Copyright datasource
No comments:
Post a Comment
Tuliskan masukan anda