Monday, January 22, 2018

Metode-Metode Perhitungan Tahanan Kapal

Metode-Metode Perhitungan Tahanan Kapal

 

Metode Guldhamer and Harvald

            Optimasi besarnya tahanan yang terjadi pada kapal dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari pengujian model pada tangki percobaan yang hasilnya akan direpresentasikan dalam bentuk kurva karakteristik model. Kurva tersebut dapat digunakan untuk menentukan karakteristik dari kapal yang akan direncanakan dengan sarat kurva tersebut harus ditambahkan dengan Correlation allowence.  Dalam publikasi Ship Resistance ( Guldhamer dan Harvald, 1965, 1974 ) disajikan koordinasi dari hasil yang dikumpulkan dari berbagai pengujian dari tangki percobaan. Penganalisaan metode gudhamer ini dilakukan dengan cara:
1. Semua data diajcukan pada daerah ( lingkup ) model dan tahanan model ( Rtm) sebagai ditentukan fungsi kecepatan
2. Koexsien tahanan sisa spesixk model ( Ctm ) yaitu Ctm = Rtm / ½ P Vm 2 Sm, Dimana P = Massa jenis,Vm = kecepatan model, Sm = permukaan basah.
3. Koexsien tahanan sisa spesixk ditentukan dari Cr = Ctm - Cfm, CFm adalah koexsien
tahanan gesek spesixk dipakai untuk menentukan koexsien tahanan gesek, Cf = 0,075 / (
log Ro – 2 ) 2, dan Ro adalah bilangan Reynolds.
4. CR dinyatakan sebagai fungsi angka froude. Fo = V / g . 1 V adalah kecepatan kapal, g = Gravitasi bumi, dan L = panjang kapal. Hasilnya dikelompokan menurut ratio panjang displasement L / 1/3 dan koexsien prismatic ( cp ). = ( / LBT) B adalah lebar kapal , T ; sarat kapal dan koexsien midship.Diagram utama digambarkan untuk menyatakan kurva rata-rata CR untuk rasio Lebar sarat B/T : 2,5.
Langkah-langkahnya:
·        Koeffisien block garis air (water line blok coefisient)
Koefisien block merupakan perbandingan antara volume displasment dengan volume balok yang memiliki ukuran panjang ( l ),lebar ( b ),dan juga sarat ( t ) sama dengan kapal.cb ini menunjukan kapal itu raping  atau gemuk.
            lwl       = ( 1+3% )lpp
            cb( )wl = cb  
·        Volume displasment (  )
Volume displasment menunjukan besarnya fluida yang di pindahkan oleh badan kapal yang tercelup air. Perhitungan volume displacement dapat di rumuskan sebagai:
                    =lwl x b xt cbwl                
·        Berat displasment ( ∆ )
            merupakn besarnya fluida yang di pindahkan oleh badan kapal yang tercelup air dalam satuan berat ( ton ).berat displasment dapat di cari dengan persamaan :
         = .
di mana :  untuk air laut sebesar 1.025 ton/m3       
·        Koefisien prismatik ( cp(  ))
koefisien ini merupakan perbandingan antara volume badan  kapal yang tercelup air dengan   volume sebuah prisma dengan luas penampang midship dan panjang kapal,koefisien prismatic di rumuskan sebagai berikut:
            l displ                   = 0.5( lwl + lpp )
            cb displ                   = /( ldispl x b x t )
            cm displ                  (0.08 cb displ) + 0.93
            cp (  )            = cb displ/cm displ
·        Rasio panjang – volume displasment ( )
Merupakan panjang garis air muat tiap volume displacement dari kapal yang direncanakan yang kemudian digunakan dalam pemilihan grafik untuk menentukan besarnya koefisien tahanan sisa (103 Cr),
·        Besarnya froud number ( fn )
                        Fn        =   
Dinama :
Vs             = Kecepatan kapal dalam knot (1 knot = 5,144 m/s)
g               = Percepatan gravitasi ( 9,81 m/s2)
Lwl           = Panjang garis air kapal.
·        koefisien gesek
            dalam setiap benda yang bergerak dalam fluida pasti akan mengalami gesekan sekecil apapun itu.untuk itu di lakukan penghitungan terhadap gesekan dengan perhitungan:
            Rn =
vk adalah viskositas kinematis dari fluida dalam hal ini air laut sebesar 1.188 x 10-6
                CF  =      
Besarnya koefisien tahanan sisa ( cr )
Besarnya harga CR diperoleh berdasarkan pembacaan beberapa kurva (gambar 5.5.7 ~ 5.5.8, Sv. Aa. Harvald “Tahanan dan Propulsi Kapal” besar harga cr di peroleh dengan pembacaan grafik.pada kapal .
·        Koreksi 103 CR  terhadap B/T
            Koreksi ini di lakukan karena perbedaan yang terjadi dari standarnya saat percobaan,lebih besar atau juga lebih kecil.Untuk itu dalam hal ini perlu di adakan koreksi dengan rumusan :
            103 CR = 103 CR(B/T=2.5) + [0.16(B/T-2.5)]                             
·         Koreksi CR terhadap LCB
                Dari NSP diagram ,perpotongan antara (j) dengan kurva B mendapatkan titik yang selanjutnya dari titik itu di tarik garis lurus ke bawah dan didapatkanlah LCB.Persentase dari kapal sebresar berapa % di depan atau belakang  kapal. Setelah itu kita cari LCB standart  sebagai fungsi linier angka Froud Fn.Besar dari LCB standart ini dapat di cari pada Gambar 5.5.15 di buku TAHANAN DAN PROPULSI ( Sv .Aa. Harvald )terdapat pada halaman 130.Dengan memotongkan antara Fn dengan
garis LCB Standart di dapat :
                        Fn = 0.180535   ……………LCB = +1.5 %L
Jadi basar LCB standart dari “¤“LCB standart ke arah atas sejauh 1.5 maka didapat besar LCB standart untuk kapal dengan Fn = 0.180535 sebesar LCB standart =1.5 %.Dari data di atas maka di dapat
       LCB = 0.875486 % - 1.5 %
Untuk selanjutnya di lakukan koreksi terhadap LCB karena LCB berada di depan kapal ,
maka : 103 CR = 103 CR (standart)+ I  LCB I
·        Koreksi CR terhadap Bentuk badan Kapal
            Jika kapal ini memiliki Fn = 0.180535 maka tidak perlu di adakan penambahan koreksi terhadap garis perancangan.                                   
·        Koreksi CR terhadap Anggota Badan Kapal
            Koreksi ini di karenakan adanya bos baling – baling
·        Koefisien tahanan tambahan
            Koefisien ini muncul karena pada kenyataanya kapal yang sebenarnya tidak semulus model.
·         Koefisien tahanan udara
            Merupakan tahanan yang berada pada bangunan kapal di atas garis air untuk itu ada koreksi sebesar  103CAA = 0.07
(ref : tahanan dan propulsi kapal hal 132)                        
·        Koefisien tahanan kemudi
            Koefisien ini sebenarnya dapat di abaikan karena jumlahnya sangat kecil dan juga bila kondisi kapal dalam keadaan stabil.tetapi akan lebih baik jika di tambahkan tahanan kemudi sebesar  103CAS = 0.04.
(ref : tahanan dan propulsi kapal hal 132)                                  
Dari semua koefisien di atas maka akan di dapat koefisien tahanan kapal sebesar:
CT        = (CR + CF + CA + CAA + CAS)x 10-3   
WSA   = 1.025 LPP(PP.B + 1.7.T)
·        Tahanan Total
Dari nilai di atas maka  selanjutnya kita dapat menentukan tahanan total kapal sebesar :
RT(trial) 

Perhitungan Dengan Metode Holtrop
·         Tahanan Gesek (Rf)
-           Harga koefisien gesek (formula ITTC 1957)
                 Cf   = 0,075 / (log Rn – 2)2
-           Panjang bagian kapal yang mengalami hambatan langsung (Length of Run), LR ditentukan dengan formula :
                 LR  = Lwl.{1-Cp + [(0,06.Cp.%LCB)/(4.Cp -1)]}
-           Harga faktor lambung (1+k1) ditentukan dengan formula :
                 1+k1    = 0,93 +{ [0,487118(B/Lwl)]1,06806.(T/Lwl) 0,46106. (Lwl/LR) 0,121563.  (Lwl3/displacement)0,3486/(1 – Cp)0,604247)}
-           Harga Hambatan gesek (Rf) ditentukan dengan formula :
                 Rf   = ρ/2.Vs2.S.Cf.(1+k1)
·         Perhitungan bagian Tambahan (RAP)
Tahanan komponen tambahan adalah tahanan gesek yang dialami oleh komponen tambahan kapal yang berada diluar lambung kapal.
RAPP         = 0,5 r Vs2 SAPP (1+k2)eq Cf (KN)
Dimna :
r                             = 104,51 kg.dt2/m4 Vs = kecepatan kapal (m/sec)
SAPP          = Luas bidang basah komponen tambahan
(1+k2)       = Koefisien komponen tambahan
(1+k2)eq    = S(1+k2)SAPP/SSAPP

·          Tahanan Akibat Hambatan Gelombang (RW)
RW       = c1c2c5 D r g exp[m1Fnd + m2cos(lFn-2)] (KN)
·         Tahanan tekanan tambahan dari haluan gembung dekat permukaan air (RB)
RB         = 0,11 [ exp(-3PB-2)] Fni3ABT1,5 rg/(1 + Fni) (KN)
·         Tahanan tekanan tambahan akibat adanya transom yang terbenam (RTR)
RTR           = 0,5 r Vs2 AT c6 (KN)
·         Tahanan akibat korelasi model kapal (RA)
RA            = 0,5 r Vs2 S CA (N)
·         Tahanan total (Rtotal)
Rtotal            = Rf(1+k1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA (N)
·         Daya Efektif (PE)
PE             = Rtotal x Vs (KW)
·         Daya kuda Efektif (EHP)
            Berdasarkan metode perhitungan tahanan yang dipublikasikan oleh Guldhammer dan harvald, data-data karakteristik dari tahanan diperoleh berdasarkan beberapa cara yaitu :
1.      Semua data diacukan pada daerah (lingkup) model dan tahanan model (RTm)ditentukan sebagai fungsi kecepatan.
2.      Koefisien tahanan total spesifik model (CTm) ditentukan:
r merupakan massa jenis dari fluida, Vm2 merupakan kecepatan model dan Sm merupakan Luas permukaan basah model
3.      Koefisien tahanan sisa spesifik ditentukan dari
CR = CTm - CFm
CFm adalah koefisien tahanan gesek spesifik. “Garis korelasi model – kapal ITTC 1957”  dipakai untuk menentukan koefisien tahanan gesek.
         
Diamana Rn merupakan angka Raynolds ( ), dengan  yang merupakan harga dari viskositas kinematis dan L adalah panjang garis air.
4.      CR dinyatakan sebagai fungsi froude Number yaitu :
5.      Hasilnya dikelompokkan menurut rasio panjang displacement ( ), koefisien  prismatik ( ) model,  merupakan volume displacement, B merupakan lebar, T merupakan Sarat dan  merupakan Koefisien penampang melintang tengah kapal (MidShip Coefficient), yang keseluruhananya dihubungkan berdasarkan persamaan sebagai berikut :
6.      Diagram utama digambarkan untuk menyatakan Kurva rata-rata CR untuk rasio Lebar – sarat (B/T) = 2,5.


Perhitungan Tahanan Kapal Metode Foude
Pada tahun 1868, William Froude mengirim memorandum perihal " Observation an suggestion on the subyek of determining by experiment the resistance of ship " ( Pengamatan dan saran mengenai penentuan tahanan kapal melalui percobaan ) kapal Chief constructor angakatan laut inggris ( Froude, 1955 ). Dengan kata lain, Froude menganggap bahwa tahanan suatu kapal atau model dapat dipisahkan dalam dua bagain yaitu tahanan gesek dan tahan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan karena pengaruh gaya gavitasi dan gaya inertia, sedangkan tahanan gesek disebabkan karena pengaruh gaya viskositas dan gaya inersia. Jadi tahanan sisa dianggap tidak tergantung tahanan gesek, maka percobaan model dapat dilakukan dengan cara berikut ini. Mengikut buku froude untuk hukum berarti. Vm = Vs / Vm dan Vs masing – masing adalah kecepatan model dan kecepatan kapal dan rasio skala.Dengan menggunakan asas yang sama dengan diatas, maka tahanan total kapal adalah ; Rts = Rfs + Rrs = Rfs + p ( RRM).

Perhitungan tahanan kapal Metode Teyer
Pada tahun 1972 E.V Teyer menerbitkan makalah mengenai tahanan kapal dan model yang kemudian menguraikan salah satu model yang diperkenalkanya untk menggabungkan hokum mengenai kesamaan tahanan total spesixk merupakan fungsi serentak dari angka reynold dan angka froude, yaitu : R / ( AV2 ) = ( IV / GL + v / VL atau R / ( AV2 ) = a + b (( v / VL ) 1/3 ) Untuk tahanan spesixk total, a tergantung kepada ratio kecepatan panjang, dan harganya tetap jika rasio kecepatan panjang kapal tersebut tetap, dan b tergantung pada banyaknya tahanan total yang dipengaruhi oleh skala. Selanjutnya tahanan kapal dapat dihitung dengan rumus : RS = CTS ( ½ Ps . Vs 2 . Ss) Dimana Vs kecepatan kapal, Ss permukaan basah kapal Ps Massa jenis air laut.

Perhitungan tahanan kapal Metode ITTC 1957
Dalam suatu pertemuan yang dikenal dengan " International Towing Tank Conference ( ITTC )" 1957. memutuskan untuk mengambil garis yang diberikan dalam rumus: Rtm = 0,075 / ½ m Vm 2 Sm Dimana Rtm adalah tahanan model, dan V adalah kecepatan model serta Sm adalah permukaan basah model.

Perhitungan tahanan kapal Metode Hughes
 Pada tahun 1954, G Hughes mengajukan rumus untuk dipakai dalam korelasi antara model dengan kapal ( Hughes, 1954 ). Dalam makalahnya diberikan hasil dari percobaan tahanan gesek dengan memakai sejumlah permukaan bidang yang mulus dalam aliran turbulen. Rumus untuk koexsien tahanan kapal diajukan sebagai berikut : Cf = 0,066 ( log 10 RN – 2,03 ) 2 Rumus ini cocok dengan hasil percobaan. Lebih lanjut dia menguraikan bahwa tahanan kapal dapat dipandang sebagai berikut :
1. Tahanan gesek permukaan bidang yang mempunyai luas permukaan basah dan panjang ratarata yang sama dengan luas permukaan basah dengan panjang kapal, didalam aliran dua dimensi.
2. Tahanan bentuk merupakan kelebihan dari tahanan tersebut diatas yang akan dinamai kapal jika badan kapal tersebut terbenam dala-dalam sebagai sebagaian model rangkap.
3. Tahanan permukaan bebas, merupakan kelebihan dari tahanan total permukaan model diatas permukaan kapal yang terbenam dalam-dalam ketika menjadi bagaian dari model rangka. Dari uraian diatas , maka persamaan tahanan dapat diuraikan sebagai berikut : Tahanan total + tahanan gesek dasar + tahanan bentuk + tahanan permukaan bebas.

Perhitungan tahanan kapal Metode Prohaska
Metode ini dibuat berdasarkan asas Hughes dalam diskusi masalah makalah Hughes ( 1966 ) . Dimana Prohaska memberikan formula untuk menentukan factor bentuk dalam tiga dimensi pada gesekan pelat dasar. K = ( Cv - Cfo ) / Cf

Perhitungan tahanan kapal Metode ITTC 1978
Uuntuk perkiraan unjuk kerja kapal berbaling – baling tunggal. Tahun 1978 para organisasi anggota ITTC diberi tahu agar memakai, sebagai standart sementara, suatu metode yang disebut " ( 1978 ITTC 1978 untik perkiraan unjuk kerja kapal berbaling – baling tunggal ).

Perhitungan tahanan kapal Metode Yamagata
Metode perhitungan tahanan kapal ini diperkenalkan oleh Dr. Yamagata. Pada metode ini banyak menggunakan diagram sama halnya dengan metode ghuldamer. Metode Yamagata hanya diperhitungkan tahanan gesek dan tahanan sisa, sedangkan tahanan tambahan lainya seperti tahanan angin, bulbous LCB dan lain-lain.


-          Copyright datasource

No comments:

Post a Comment

Tuliskan masukan anda