Sumber Daya Hayati Pesisir Mangrove – Fungsi, Potensi Pengembangan, Ancaman dan Kekuatan
Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung
kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan.
1.
Hutan
mangrove memiliki berbagai fungsi dan manfaat baik fungsi fisik, kimia, biologi,
ekonomi, maupun wanawisata. Berikut ada ulasanya Hutan mangrove memiliki
beberapa fungsi dan manfaat, diantaranya:
- · Fungsi fisik, yaitu: . Menjaga garis pantai agar tetap stabil, Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi serta menahan tiupan angin kencang dari laut ke darat, Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat.
- Fungsi kimia, yaitu: Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen, Sebagai penyerap karbondioksida
- Secara ekologis, hutan mangrove berfungsi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya (NONTJI, 1987
- Secara ekonomis, hutan mangrove menghasilkan kayu, daundaunan sebagai bahan baku obat dan lain sebagainya (SUKARDJO, 1986). Tidak kurang dari 70 macam kegunaan pohon mangrove bagi kepentingan manusia telah diidentifikasikan, meliputi "produk langsung" seperti bahan bakar kayu, bahan bangunan, alat penangkap ikan, pupuk pertanian, bahan baku kertas, makanan, obat-obatan, minuman, tekstil, dan "produk tidak langsung" seperti tempat rekreasi, dan bahan makanan (DAHURI et al, 1996).
- Fungsi lain (wanawisata) Sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa. Sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian Kegunaan tersebut secara tradisional telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di Indonesia.
2. Potensi lain dari hutan mangrove yang belum
dikembangkan secara optimal adalah sebagaikawasan wisata alam (ecoturism).
Kegiatan wisata alam semacam ini telah berkembang lama di Malaysia dan
Australia. Ekosistem hutan mangrove di Indonesia
mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dengan jumlah total spesies
89, terdiri dari 35 spesies tanaman, 9 spesies perdu, 9 spesies liana, 29
spesies epifit, dan 2 spesies parasitik. Keanekaragaman hayati hutan mangrove
yang tinggi merupakan aset yang sangat berharga baik dilihat dari fungsi
ekologi maupun fungsi ekonomi untuk terus dikembangkan.
3.
Komponen-komponen dari
ekosistem mangrove sendiri yang telah dimanfaatkan berupa,
·
Pohon mangrove itu sendiri:
-
Daunà Manfaat secara tradisi yang lain dari tumbuhan mangrove adalah
sebagai sumber bahan obat-obatan. Beberapa jenis mangrove mengandung bahan
aktif (Rhizophora apicuata dan Rhizophora mucronata) yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Namun demikian, tanaman obat tradisional
tersebut belum mendapat dukungan penelitian dan percobaan secara ilmiah.
Padahal, apabila dengan dukungan penelitian tersebut, pengumpulan beberapa
jenis pohon mangrove yang memilki nilai pengobatan akan memberikan suatu sumber
pendapatan tambahan yang bermanfaat bagi penduduk di sekitar hutan mangrove.
(LPP Mangrove, 2006).
Buah dan
bunga à Dari buah mangrove, bisa
mengolahnya menjadi sirup, yang ternyata mampu mengempiskan tumor dalam tubuh.
Kemudian sisa olahan sirup dapat dijadikan permen lalu cincau juga dodol
Selanjutnya, mengolahnya menjadi kecap, sabun, lulur bahkan pewarna batik (Lulut
Sri Yuliani). Sejauh ini, sudah 150 produk berbahan mangrove yang telah disebar
ke masyarakat. hampir seluruh Indonesia.
-
Batang à dapat dimanfaatkan bagi masyarakat pesisir sebagai bahan bagunan
dan kayu bakar
-
Akar à dapat berguna untuk menahan pantai dari abrasi pantai dan tanah
yang cenderung longsor,serta bermanfaat bagi biota yang bersimbiosis disekitar
mangrove.
·
Organisme yang berada di
ekosistem mangrove:
-
Ikan àIkan penetap sejati, yaitu ikan yang seluruh siklus hidupnya
dijalankan di daerah hutan mangrove seperti ikan Gelodok (Periopthalmus sp.),
Ikan
penetap sementara, yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama
periode anakan, tetapi pada saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang
pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove, seperti ikan belanak (Mugilidae),
ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan, Lontong (Gerreidae).
Ikan pengunjung pada periode pasang, yaitu
ikan yang berkunjung ke hutan mangrove pada saat air pasang untuk mencari
makan, contohnya ikan Kekemek, Gelama, Krot (Scianidae), ikan Barakuda,
Alu-alu, Tancak (Sphyraenidae), dan ikan-ikan dari familia Exocietidae serta
Carangidae.
Ikan
pengunjung musiman, ikan-ikan yang termasuk dalam kelompok ini menggunakan
hutan mangrove sebagai tempat asuhan atau untuk memijah serta tempat
perlindungan musiman dari predator.
-
Crustacea, Gastopod dan
Moluscaà Biota yang paling banyak
dijumpai di ekosistem mangrove adalah crustacea dan moluska. Kepiting, Uca sp.
dan berbagai spesies sesarma umumnya dijumpai di hutan Mangrove.
Kepiting-kepiting dari famili Portunidae juga merupakan biota yang umum
dijumpai. Kepiting-kepiting yang dapat dikonsumsi (Scylla serrata) termasuk
produk mangrove yang bernilai ekonomis dan menjadi sumber mata pencaharian
penduduk sekitar hutan mangrove. Udang yang paling terkenal termasuk udang
raksasa air tawar (Macrobrachium rosenbergii) dan udang laut (Penaeus indicus ,
P. Merguiensis, P. Monodon, Metapenaeus brevicornis) seringkali juga ditemukan
di ekosistem mangrove.
-
Burung dan mamaliaà Burung yang paling banyak adalah Bangau yang berkaki panjang. Dan
yang termasuk burung pemangsa adalah Elang laut (Haliaetus leucogaster), Burung
layang-layang (Haliastur indus), dan elang pemakan ikan (Ichthyphagus
ichthyaetus). Burung pekakak dan pemakan lebah adalah burung-burung berwarna
yang biasa muncul atau kelihatan di hutan mangrove. Sedangkan mamalia yang
berada disekitar mangrove ada monyet-monyet (Macacus irus) terlihat mencari
makanan seperti shell-fish dan kepiting sedangkan kera bermuka putih (Cebus
capucinus) memakan cockles di mangrove.
4. Ancaman dan Kekuatan Pengembangan ekosistem mangrove
Perusakan Habitat Penyebab utama hilangnya SDA bukanlah dari Perubahan Iklim, Masuknya Spesies asing (eksotik) dan eksploitasi manusia secara langsung, melainkan kerusakan habitat sebagai akibat yang tak dapat dihindari dari bertambahnya populasi penduduk dan kegiatan Manusia. Seperti halnya kasus local dusun Pengekahan di daerah Lampung Barat, perubahan tata guna lahan akan terus menjadi factor utama yang mempengaruhi SDA. Ancaman genting terhadap habitat utama yang memiliki pengaruh besar keberadaan Spesies adalah pertanian (38%), Pembangunan Komersial (35%), Proyek Air (30%), reaksi alam terbuka (27%), Pengembalaan Ternak (22%), Polusi (20%), Infrastruktur dan jalan (17%), Gangguan kebakaran alami (13%), dan penebanganan pohon (12%). (Stein dkk. 2000)
Perusakan Habitat Penyebab utama hilangnya SDA bukanlah dari Perubahan Iklim, Masuknya Spesies asing (eksotik) dan eksploitasi manusia secara langsung, melainkan kerusakan habitat sebagai akibat yang tak dapat dihindari dari bertambahnya populasi penduduk dan kegiatan Manusia. Seperti halnya kasus local dusun Pengekahan di daerah Lampung Barat, perubahan tata guna lahan akan terus menjadi factor utama yang mempengaruhi SDA. Ancaman genting terhadap habitat utama yang memiliki pengaruh besar keberadaan Spesies adalah pertanian (38%), Pembangunan Komersial (35%), Proyek Air (30%), reaksi alam terbuka (27%), Pengembalaan Ternak (22%), Polusi (20%), Infrastruktur dan jalan (17%), Gangguan kebakaran alami (13%), dan penebanganan pohon (12%). (Stein dkk. 2000)
a. Faktor-faktor
yang menyebabkannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor yang terjadi secara
alami dan faktor yang terjadi akibat dari ulah manusia (antropogenik).
·
Faktor Alamia
Faktor-faktor alami berkaitan dengan masalah
adaptasi suatu organisme. Apabila dapat beradaptasi terhadap kondisi yang baru
maka organisme tersebut akan bertahan hidup. sedangkan, apabila tidak dapat
beradaptasi maka organisme tersebut tidak dapat bertahan hidup.
-
Fragmentasi
Habitat Fragmentasi Habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas
dan utuh menjadi berkurang serta terbagi-bagi. Antara satu fragment/ perca
dengan lainnya seringkali terjadi isolasi oleh bentang alam yang terdegradasi
atau telah berubah. pada bentang alam daerah tepinya mengalami serangkaian
perubahan kondisi yang dikenal dengan istilah efek tepi. Hal ini seperti ini
Kerapkali terjadi daerah Konsesi pengelolaan Wildlife yang sengaja membuat lintang
jalan ataupun untuk menciptakan habitat tepi yang terfragmentasi.
-
Degradasi
Habitat (termasuk Polusi) Indonesia, salah satu degradasi lingkungan terbesar
yang kerap terjadi dan harus diatasi adalah kebakaran hutan yang sangat
berdampak pada ekosistem sekitarnya dan kelestarian habitat. Bentuk paling umum
dari degradasi adalah polusi. Polusi yang disebabkan oleh pestisida, limbah
rumah tangga, gas / asap yang dikeluarkan oleh limbah pabrik, mobil.
-
Perubahan Iklim
Global Secara alami karbondiosida (CO²), gas metana (CH4), dan gas – gas
lainnya dalam jumlah kecil di atmosfer dapat meneruskan cahaya matahari
sehingga menghangatksn permukaan bumi. Uap air dan gas – gas tersebut dalam
bentuk awan, menahan pantulan energi panas dari permukaan bumi. Pengeluaran
panas dari bumi keangkasa menjadi diperlambat. Gas ini disebut gas rumah kaca
karena fungsinya yang sama dengan rumah kaca. Dampak luas pemanasan global,
perubahan iklim dapat merubah komunitas biologi secara radikal dan menekan
angka populasi dari spesies. Yang akhirnya kawasan yang dilindungipun tidak
dapat menyandang atau menyelamatkan spesies critically endangered. Salah satu
solusi dari habitat spesies adalah dibentuknya kawasan perlindungan yang cocok
dan baru, rute – rute migrasi yang potensial seperti lembah dan sungai di utara
dan selatan, sangat perlu diidentifikasi lebih dini dan dilindungi. Solusi
kedua adalah penangkaran spesies dengan membuat habitat imitasi dengan
mencontoh habitat asli spesies tersebut.
·
Faktor
Antropogenik
Faktor
secara antropogenik cenderung yang paling mengakibatkan kerusakan pada
lingkungan. Faktor-faktor tersebut seperti pertambahan jumlah penduduk,
kurangnya kesadaran, pemahaman, dan kepedulian untuk menjaga keanekaragaman
hayati, pesatnya pembangunan, dan penegakan hukum yang lemah
-
Pemanfaatan
Spesies secara berlebihan Ekploitasi berlebihan yang dilakukan oleh manusia
diduga telah mengancam 1/3 mamalia dan burung yang genting dan rentan
kepunahan. Untuk bertahan hidup manusia selalu berburu daging hewan liar
“Bushmeat” dan memanen makanan serta sumber daya alam hayati, ironisnya manusia
saat ini sudah banyak yang mulai meninggalkan culture lama yang sangat
bersahabat terhadap habitatnya (landscape kecil kampung) seperti tidak memburu
anak satwa dan berburu betina pada musim – musim tertentu, melestarikan dan
memanfaatkan sumber daya alam hayati agar dapat dipanen secara berkala dan
turun temurun. Hal ini masih dilakukan oleh masyarakat sebagian kecil suku
dayak di pulau Kalimantan yang dipercayai (Religi kaharingan) mereka, alam
adalah element yang dapat menghidupkan manusia, karena itu manusia tidak berhak
menyeleksi alam sebab alamlah yang akan menyeleksi manusia. Bagaimanapun,
mengingat culture yang ada telah memasukan bushmeat sebagai makanan tradisional
maka dalam beberapa hal perlu dilakukan upaya rekonsiliasi antara konservasi
dan culture agar perubahan prilaku dan pola Konsumsi dapat terjadi secara
partisipatif dan tidak menimbulkan keresahan setempat (Indrawan, 1999).
-
Invasif Spesies
– spesies asing Spesies Eksotik adalah spesies yang terdapat diluar dari
distribusi alaminya. Biasanya spesies eksotik sulit untuk bertahan didaerah
alam yang diintroduksinya dikarenakan oleh factor alam dan sebaran pendukung,
tetapi populasinya akan dapat melonjak drastic apabila spesies tersebut dapat
beradaptasi dihabitat baru tersebut. Hal ini dapat menimbulkan ancaman untuk
spesies endemic disekitarnya. Invasi spesies asing terjadi berdasarkan beberapa
factor, yang berasal dari evolusi spesies baru dampak dari Fragmentasi habitat
atau pun sengaja dibawa oleh manusia.
-
Meningkatnya
penyebaran penyakit Ancaman utama lain bagi spesies dan komunitas biologi
adalah meningkatnya penularan penyakit akibat berbagai kegiatan manusia.
Intraksi langsung dengan manusia dapat meningkatkan resiko penularan penyakit.
Secara tidak langsung penularan penyakit dapat terjadi akibat dari kegiatan dan
pembangunan manusia.
b. Kekuatan dan upaya mengatasi masalah
keanekaragaman hayati
Masalah keanekaragaman hayati sangat berhubugan
apabila ditinjau dari masalah segi ekologis, sosial, ekonomis maupun budaya.
Yang bermasalah adalah fungsi keanekaragaman yang bertolak belakang dari segi
ekologi dengan segi ekonomi. keduanya mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya.
Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan masalah ini adalah untuk
mensinergikan antara segi ekologi dengan segi ekonomi. hal-hal yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Adanya kesadaran
mulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan. Dengan dimulai dari
atur diri sendiri akan bersifat fleksibel terhadap pelestarian
keanekaragaman hayati. Manfaat keanekaragaman hayati itu sangat banyak. oleh
karena itu perlu dilestarikan.
-
Pengembangan
agrowisata. Dengan mengembangkannya maka akan mendapatkan dua
-
fungsi sekaligus
yaitu untuk menjaga keanekaragaman hayati dan fungsi ekonomi.
-
Melaksanakan
pembangunan ramah lingkungan
-
Mengupayakan
adanya eco-industrial. Dengan eco-industrial dapat mengurangi
jumlah limbah dan meningkatkan pendapatan dari penggunaan ulang atau penjualan
limbah.
-
Berusaha untuk
meminimalisir penggunaan barang-barang seperti plastik dan kertas. Mengupayakan
untuk mendaur ulang barang-barang yang bisa didaur ulang demi menjaga
keanekaragaman hayati.
-
Menggunakan
sistem pengelolaan hama terpadu (PHT). Dengan adanya PHT, dapat menjaga rantai
makanan yang berdampak pada pelestarian keanekaragaman hayati.
Memaksimalkan sistem pencagaran baik
secara in situ maupun ex situ.
Fungsi fisik, yaitu: . Menjaga garis pantai agar tetap stabil, Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi serta menahan tiupan angin kencang dari laut ke darat, Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat.
ReplyDeleteLukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia